Tari Indang Badinding
Menelusuri
Keunikan Tari Indang Asal Sumatera Barat
Marilah kita menelusuri Keunikan
Tari Indang Asal Sumatera Barat
Padang, WisatanewsCom
– Indang adalah salah satu kesenian anak nagari Pariaman yang sudah
berkembang sejak abad ke 13 seiring dengan masuknya agama Islam ke Minangkabau.
Kesenian ini dimainkan oleh 13 orang penari plus 1 orang tukang dzikir.
Pemain memainkan alat musik
tambourin mini yang disebut dengan rapai. Biasanya kesenian ini ditampilkan
pada malam hari. Syair indang yang disebut dengan radaik berisikan shalawat
nabi, hikayat dan cerita keagamaan.
Secara historis Indang merupakan
hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke – 14,
yang mana Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke aceh melalui
pesisir barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.
Tari Indang berkembang dalam
kebudayaan Minangkabau seiring masuknya agama Islam ke daerah Sumatera Barat,
yang dulunya digunakan sebagai media dakwah.
Dan menurut sejarah tari Indang,
tarian ini merupakan kebudayaan yang dihasilkan dari penggabungan budaya
Minangkabau dan nilai – nilai yang terkandung dalam Islam.
Tidak seperti seni tari pada
umumnya, tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh yang penari dalam
pertunjukannya.
Tari Indang atau Tari badindin
sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok
sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.Kesenian ini tadinya bertujuan
untuk keperluan dakwah islam.
Itu sebabnya, sastra yang
dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan.
Indang berkembang dalam masyarakat tradisional Minangkabau yang menghuni wilayah
kabupaten Padang Pariaman.
Kalau dibedakan lebih dalam,
dalam Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz serta
penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur interval dan
ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik islam.
Adapun avaz ialah melodi yang
bergerak bebas tapa irama dan diperkenalkan musik islam.Indang biasa diramaikan
tujuh penari yang semuanya laki-laki.
Ketujuh penari itu biasa dinamai
‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Tari
indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh
budaya Islam di Minangkabau. (Wilaf/dari berbagai sumber)
Tari Indang merupakan salah satu
kesenian tari yang berasal dari minangkabau. Etnik minangkabau menyimpan banyak
kekayaan tradisi lisan. Asal usul tari indang adalah dari kata Indang atau
disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk
sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan
memainkan rebana kecil.
Dan ada juga penjelasan dari sumber sumber lain, dan saya akan menjelaskannya
lagi.
Sejarah Asal usul tari indang :
Kesenian tari indang tadinya
bertujuan untuk keperluan dakwah islam. Itu sebabnya, sastra yang dibawakan
berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan. Indang
berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah
kabupaten Padang Pariaman.
Nasrul Azwar, aktivis budaya yang
tinggal dipadang, menyebutkan secara historis Indang merupakan hasil perkawinan
budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke – 14. Peradaban tersebut
diperkenalkan pedagang yang masuk ke aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatra
dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.
Kalau dibedakan lebih dalam,
dalam Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz serta
penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur interval dan
ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik islam. Adapun avaz ialah
melodi yang bergerak bebas tampa irama dan diperkenalkan music islam.
Pentas Tari Indang biasa
diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari itu biasa
dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir.
Ya, memang indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan
kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau.
.......TERIMA
KASIH.......