TAUBAT YANG SEBENARNYA

TAUBAT yang Sebenarnya

Kita tentu tidak asing lagi mendengar kata “taubat”. Kata yang satui ini banyak didengang-dengungkan oleh ulama, ustadz dan guru-guru agama di berbagai forum keagamaan. Kata ini dikaitkan dengan dosa atau kesalahan yang dilakukan seseorang. Dan jalan untuk menebus kesalahan itu adalah dengan taubat. Oleh karenanya, banyak orang berpendapat bahwa taubat merupakan suatu keharusan bagi orang yang telah bersalah. “taubat” memang sebuah kata yang mudah di ucapkan namun sulit dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu esensi taubat bukanlah apa yang keluar dari mulut, melainkan niat yang tulus serta kemauan untuk meninggalkan secara sungguh-sungguh perbuatan salahnya. Ucapan memang penting, namun bukanlah segalanya. Omong kosong belaka jika orang hanya berjanji dan berucap tanpa ada perubahan mendasar dalam perilaku kesehariannya.

Faktor yang paling pokok sebenarnya adalah hati dalam diri sendiri. Hatilah yang memainkan peran esensial itu. Hati adalah abstrak. Siapa saja tidak bisa menerjemahkan hati seseorang, apakah ia baik atau tidak, karena hanya Allah swt. dan pribadi sendiri yang tahu. Sebagaiman dilansir dari kitab durratun Nashihin, para hukama berpendapat bahwa taubat seseorang yang sesungguhnya dapat dilihat dalam beberapa hal berikut: Seseorang bisa menahan lisannya dari bicara yang berlebih-lebihan, ghibah, adu domba dan dari dusta; tidak ada rasa dengki dalam hati dan tidak ada pula rasa memusuhi seseorang; menjauhi perbuatan yang buruk; serta menyiapkan diri untuk mati dengan rasa menyesal dari dosa serta mohon ampunan dari dosa-dosa yang telah lalu dan bersungguh-sungguh taat kepada Tuhannya.

Taubat yang di lakukan tidak hanya sekedar kalimat yang keluar dari bibir semata. Atau orang jawa bilang, kapok lombok, taubatnya hanya sementara yang jika rasa pedasnya sudah hilang, muncul niat untuk melakukan kesalahan serupa. Alangkah naifnya, jika pengertian taubat yang indah diartikan secara dangkal untuk kepentingan sendiri. Ajaran agama yang benar adalah untuk kebahagiaan seseorang, tidak dibuat untuk main-main.

Dalam pandangan ulama, orang bisa dikatakan taubat secara sebenarnya jika sudah memenuhi tiga syarat: pertama, niat berhenti secara total untuk tidak mengulangi selamanya. Tanpa mengharapkan apa yang diidamkan. Dengan niat yang hanya setengah-setengah pastilah tidak akan bisa menggapai hasil yang maksimal. Justru kemungkinan yang terjadi adalah kembali berkubang pada perbuatan masa lalunya. Karena dalam niatan yang tidak penuh itu terdapat celah untuk mengulangi.
Kedua, menyesal atas perbuatan yang pernah di lakukan. Rasa penyesalan yang mendalam adalah satu perjanjian non-konvensional antara manusia dengan Allah swt. Betapapun luar biasanya kecerdasan seseorang, dimata Allah swt adalah noktah kecil yang menghiasi hamparan bumi Allah.
Ketiga, senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan patokan agama. Tak sedikitpun terlintas dalam benak seseorang untuk melakukan perbuatan yang bisa berakibat dosa.

“pada dasarnya, dunia adalah kesempatan bagi orang yang melakukan perubahan dari kesalahan menuju kebaikan pada dirinya”
Wassalamualaikum wr.wb

0 Response to "TAUBAT YANG SEBENARNYA"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme