TAUBAT YANG SEBENARNYA
18.06
RIANTO NADIKA
,
0 Comments
TAUBAT yang Sebenarnya
Kita tentu tidak asing
lagi mendengar kata “taubat”. Kata yang satui ini banyak
didengang-dengungkan oleh ulama, ustadz dan guru-guru agama di berbagai
forum keagamaan. Kata ini dikaitkan dengan dosa atau kesalahan yang
dilakukan seseorang. Dan jalan untuk menebus kesalahan itu adalah dengan
taubat. Oleh karenanya, banyak orang berpendapat bahwa taubat merupakan
suatu keharusan bagi orang yang telah bersalah. “taubat” memang sebuah
kata yang mudah di ucapkan namun sulit dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itu esensi taubat bukanlah apa yang keluar dari
mulut, melainkan niat yang tulus serta kemauan untuk meninggalkan secara
sungguh-sungguh perbuatan salahnya. Ucapan memang penting, namun
bukanlah segalanya. Omong kosong belaka jika orang hanya berjanji dan
berucap tanpa ada perubahan mendasar dalam perilaku kesehariannya.
Faktor yang paling pokok
sebenarnya adalah hati dalam diri sendiri. Hatilah yang memainkan peran
esensial itu. Hati adalah abstrak. Siapa saja tidak bisa menerjemahkan
hati seseorang, apakah ia baik atau tidak, karena hanya Allah swt. dan
pribadi sendiri yang tahu. Sebagaiman dilansir dari kitab durratun Nashihin, para
hukama berpendapat bahwa taubat seseorang yang sesungguhnya dapat
dilihat dalam beberapa hal berikut: Seseorang bisa menahan lisannya dari
bicara yang berlebih-lebihan, ghibah, adu domba dan dari dusta; tidak
ada rasa dengki dalam hati dan tidak ada pula rasa memusuhi seseorang;
menjauhi perbuatan yang buruk; serta menyiapkan diri untuk mati dengan
rasa menyesal dari dosa serta mohon ampunan dari dosa-dosa yang telah
lalu dan bersungguh-sungguh taat kepada Tuhannya.
Taubat yang di lakukan tidak hanya sekedar kalimat yang keluar dari bibir semata. Atau orang jawa bilang, kapok lombok,
taubatnya hanya sementara yang jika rasa pedasnya sudah hilang, muncul
niat untuk melakukan kesalahan serupa. Alangkah naifnya, jika pengertian
taubat yang indah diartikan secara dangkal untuk kepentingan sendiri.
Ajaran agama yang benar adalah untuk kebahagiaan seseorang, tidak dibuat
untuk main-main.
Dalam pandangan ulama, orang bisa dikatakan taubat secara sebenarnya jika sudah memenuhi tiga syarat: pertama,
niat berhenti secara total untuk tidak mengulangi selamanya. Tanpa
mengharapkan apa yang diidamkan. Dengan niat yang hanya
setengah-setengah pastilah tidak akan bisa menggapai hasil yang
maksimal. Justru kemungkinan yang terjadi adalah kembali berkubang pada
perbuatan masa lalunya. Karena dalam niatan yang tidak penuh itu
terdapat celah untuk mengulangi.
Kedua, menyesal
atas perbuatan yang pernah di lakukan. Rasa penyesalan yang mendalam
adalah satu perjanjian non-konvensional antara manusia dengan Allah swt.
Betapapun luar biasanya kecerdasan seseorang, dimata Allah swt adalah
noktah kecil yang menghiasi hamparan bumi Allah.
Ketiga,
senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan patokan
agama. Tak sedikitpun terlintas dalam benak seseorang untuk melakukan
perbuatan yang bisa berakibat dosa.
“pada dasarnya, dunia adalah kesempatan bagi orang yang melakukan perubahan dari kesalahan menuju kebaikan pada dirinya”
Wassalamualaikum wr.wb
0 Response to "TAUBAT YANG SEBENARNYA"
Posting Komentar